Ilmu elektrokimia dalam kehidupan sehari hari
itu berkaitan dengan proses suatu reaksi kimia yang menghasilkan arus listrik
atau malah sebaliknya. Dalam konsepnya, elektrokimia dibagi menjadi 2 yaitu,
Sel volta dan Sel Elektrolisis. Dari Konsep itulah ilmu elektrokimia dapat di
manfaatkan atau di aplikasikan dalam kehidupan sehari hari yang bertujuan untuk
membantu serta menunjang kehidupan.
Kegunaan Sel Volta dalam Kehidupan Sehari-hari
Prinsip
kerja sel volta yaitudapat menghantarkan arus listrik. Sel volta sebagai sumber
listrik banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan reaksi yang
berlangsung di dalamnya, sel volta dibagi menjadi tiga, yaitu sel volta primer,
sel volta sekunder, dan sel bahan bakar.
1 Sel
Volta Primer
Sel
volta primer merupakan sel baterai yang tidak dapat diisi lagi jika sumber
energinya telah habis. Beberapa contoh sel volta primer dijelaskan sebagai
berikut.
a)
Sel
Kering (Baterai)
Sel
kering ini sering digunakan sebagai sumber energi untuk radio, lampu blitz, dan
senter. Bagian luar sel ini terbuat dari zink yang berfungsi sebagai anode dan
tampak di permukaan bawah sebagai ujung negatif baterai. Ujung positif baterai
yang berfungsi sebagai katode tersusun dari grafit (karbon dengan susunan
tertentu) yang dikelilingi oleh suatu pasta campuran serbuk grafit (C), batu
kawi (MnO2), dan salmiak (NH4Cl).
Sel
kering menghasilkan ±1,5 volt. Reaksi sel yang terjadi, antara lain:
Anode
: Zn → Zn2+ + 2e-
Katode : 2 NH4+ + 2e-
→ 2 NH3 + H2
————————————————————
Zn + 2 NH4+ → Zn2+ + 2 NH3 +
H2
Timbulnya gas NH3 dan
H2 mengakibatkan sel mengembang dan pecah. Ion Zn2+ yang
terbentuk dapat bereaksi dengan gas NH3 membentuk kompleks [Zn(NH3)4]2+.
Gas hidrogen yang terbentuk mengumpul pada elektrode karbon yang dapat
menghambat jalannya reaksi dalam sel. Adanya MnO2 dapat mengikat H2
membentuk H2O dan Mn2O3 sehingga voltase sel
tidak terganggu.
2 MnO2 + H2
→ Mn2O3 + H2O
Dengan demikian, reaksi
yang terjadi di katode sangat kompleks. Salah satu reaksi utamanya adalah :
2 MnO2 + 2NH4+
+ 2e- → Mn2O3 + 2NH3 + H2O
Keuntungan utama sel
kering adalah relatif murah harganya dan biasanya tidak terjadi kebocoran,
sedangkan kelemahannya tidak dapat dapat diisi kembali.
Selain itu, juga
dikenal baterai alkali atau sel kering alkali. Sel jenis ini juga menggunakan
Zn dan MnO2 sebagai pereaksi, tetapi dalam kondisi basa (elektrolit
KOH).
Setengah reaksi yang
terjadi adalah :
Anode
: Zn + 2OH- → ZnO + H2O + 2e-
Katode : 2 MnO2 + H2O + 2e- → Mn2O3 + 2OH-
Voltase yang dihasilkan
±1,54 V. Sel kering ini waktu hidupnya lebih lama dan dapat menghantarkan arus
yang lebih tinggi daripada sel zink-karbon yang lebih murah.
b)
Sel Perak Oksida
Sel perak oksida lebih
tahan lama digunakan walaupun harganya relatif lebih mahal. Katode yang
digunakan berupa perak oksida (Ag2O), sedangkan anode yang digunakan
berupa seng. Larutan basa (KOH) bentuk pasta digunakan sebagai larutan
elektrolitnya. Baterai perak oksida memiliki potensial sel sebesar 1,5 volt.
Reaksi yang terjadi sebagai berikut.
Katode : Ag2O + H2O
+ 2e- → 2Ag
+ 2OH-
Anode : Zn + 2OH- → Zn(OH)2
+ 2e-
Sel perak oksida biasa
dipakai untuk jam tangan, kalkulator, dan kamera.
2 Sel
Volta Sekunder
Sel volta sekunder
merupakan sel volta yang jika habis dapat berfungsi lagi setelah dialuri
listrik. Contoh sel volta sekunder sebagai berikut.
1.
Sel
Aki Timbal Asam
Sel aki timbal asam
menggunakan timbal sebagai anode dan PbO2 sebagai katode. Larutan
elektrolit yang digunakan berupa larutan asam sulfat. Reaksi yang terjadi
sebagai berikut.
Katode : PbO2
+ 4H+ + SO42- + 2e- → PbSO4 + 2H2O
Anode : Pb + SO42- → PbSO4
+ 2e-
Arus listrik aki akan
habis saat PbO2 dan Pb telah berubah menjadi PbSO4 semua.
PbSO4 dapat dikembalikan menjadi Pb dan PbO2 lagi dengan
cara dialiri arus listrik (elektrolisis). Pada proses pengisian aki, elektrode
Pb (negatif) dihubungkan dengan kutub negatif sumber arus. Elektrode PbO2
(positif) dihubungkan dengan kutub positif sumber arus. Isi sel aki digunakan
sebagai larutan elektrolit. Reaksi yang terjadi sebagai berikut.
Katode (-) :
PbSO4 + 2e- →
Pb + SO42-
Anode (+) :
PbSO4 + 2H2O →
PbO2 + 4H+ + SO42- + 2e-
2.
Baterai
Litium
Baterai litium adalah
baterai yang dapat diisi ulang, ringan, dan menghasilkan potensial yang tinggi
(sekitar 3,0 V). Litium memiliki potensial oksidasi (E°= -3,04 V) lebih besar
dibanding logam lain dan hanya 6,94 gram litium yang diperlukan untuk
menghasilkan 1 mol elektron. Baterai ion litium tersusun atas logam Li dalam
grafit (LixC6) sebagai anode, logam litium oksida (LiMn2O4)
sebagai katode, dan elektrolit LiClO4 dalam etilen karbonat atau
pelarut organik. Elektron akan mengalir melalui rangkaian luar, sedangkan ion
Li+ mengalir dari anode ke katode. Reaksinya sebagai berikut.
Anode : LixC6 →
aLi+ + xe- + C6
Katode :
Li1-xMnO4 + aLi+ + xe- → LiMn2O4
————————————————————
LixC6
+ Li1-xMnO4 → C6 + LiMn2O4
Baterai litium banyak digunakan dalam telepon
seluler (HP), laptop, dan kamera digital.
3.
Sel
Nikad (Nikel-Kadmium)
Sel nikad termasuk
baterai yang dapat diisi ulang (rechargerable).
Sel jenis ini dapat menghasilkan potensial ± 1,4 volt dan dapat digunakan untuk
baterai alat elektronik. Baterai nikad mengandung anode yang tersusun dari
kadmium padat dan katode yang tersusun dari NiO(OH). Elektrolit yang digunakan
biasanya KOH. Selama penggunaan, kadmium teroksidasi dan NiO(OH) tereduksi
menurut persamaan reaksi berikut.
Anode : Cd + 2OH- → Cd(OH)2 +
2e-
Katode : 2 NiO(OH) + 2
H2O → 2Ni(OH)2+ 2OH-
3 Sel
Bahan Bakar
Sel bahan bakar
menggunakan gas oksigen sebagai katode dan gas hidrogen sebagai anode. Gas
hidrogen dan gas oksigen masing-masing dimasukkan ke dalam elektrode karbon
yang berpori. Pada setiap elektrode digunakan katalis serbuk platina. Kedua
elektrode juga dipisahkan oleh larutan KOH pekat. Reaksi yang terjadi sebagai
berikut.
Katode : O2 + 2H2O
+ 4e- → 4OH-
Anode : H2 + 2OH- → 2H2O + 2e-
Sel bahan bakar biasa
digunakan untuk pembangkit energi listrik, misal sumber energi listrik pesawat
ruang angkasa. Sel bahan bakar tidak perlu diisi ulang karena gas hidrogen dan
gas oksigen dialirkan terus-menerus. Sementara itu, air yang dihasilkan dapat
digunakan sebagai air minum para astronaut.
Kegunaan Sel Elektrolisis dalam Kehidupan Sehari-hari
Reaksi elektrolisis
banyak digunakan pada industri logam. Penggunaan reaksi elektrolisis dalam
kehidupan sehari-hari berupa pembuatan zat, penyepuhan, dan pemurnian logam.
1 Pembuatan Zat
Beberapa zat kimia
dibuat melalui reaksi elektrolis, diantaranya logam aluminium dan magnesium.
1.
Produksi
Logam Aluminium
Aluminium diperoleh
dari elektrolisis larutan alumina (Al2O3) dalam proses
Hall-Heroult. Hasil elektrolisis alumina adalah aluminium dan gas oksigen.
Reaksi yang terjadi
adalah.
Anode :
2 O2- → O2
+ 4e- x 3
Katode : Al3+ + 3e- → Al x
4
————————————————————
2 Al2O3
→ 4 Al + 3O2
2.
Produksi
Logam Magnesium
Magnesium diperoleh
dari elektrolisis lelehan MgCl2. Sumber utama magnesium adalah air
laut, dalam bentuk endapan Mg(OH)2. Untuk mendapatkan padatan MgCl2,
Mg(OH)2 disaring kemudian dilarutkan dalam asam klorida.
Mg(OH)2 +
HCL → MgCl2 + 2H2O
Larutan MgCl2
diuapkan sampai terbentuk padatan MgCl2. Selama proses elektrolisis
lelehan MgCl2 , magnesium diendapkan di katode dan gas klorida
dihasilkan di anode.
MgCl2 → Mg +
Cl2
2 Penyepuhan Logam (Electroplating)
Salah satu penggunaan
penting prinsip elektrolisis adalah penyepuhan. Penyepuhan merupakan pelapisan
suatu logam dengan logam lain yang mudah teroksidasi agar diperoleh sifat-sifat
yang lebih baik, misalnya tahan karat, mengilap, dan berharga mahal. Penyepuhan
bertujuan untuk melindungi logam dari korosi atau memperbaiki penampilan. Dalam
melakukan penyepuhan, perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut.
1.
Logam
yang akan dilapisi dipasang pada katode.
2.
Logam
pelapis dipasang pada anode.
3.
Elektrolit
yang digunakan adalah salah satu larutan garam dari logam pelapisnya.
Contoh dari penyepuhan
logam adalah pelapisan sendok dengan perak. Sendok digunakan sebagai katode,
perak murni digunakan sebagai anode, dan elektrolit yang digunakan menyesuaikan
dengan logam untuk menyepuh, misalnya Na[Ag(CN)2] atau AgNO3.
Reaksi yang terjadi :
Anode : Ag
→ Ag+ + e-
Katode : Ag
+ e- → Ag
——————————————————
Ag → Ag
3 Pemurnian Logam
Tembaga dan magnesium
dapat dimurnikan dengan cara elektrolisis. Elektrolisis untuk menghasilkan
tembaga murni dilakukan dalam larutan tembaga(II) sulfat (CuSO4)
menggunakan elektrode dua jenis tembaga. Tembaga murni digunakan sebagai
katode, sedangkan tembaga kasar digunakan sebagai anode. Ion tembaga dari anode
akan mengalir ke katode dan membentuk endapan tembaga yang sudah murni. Kotoran
dalam tembaga kasar akan jatuh ke dasar bak elektrolisis.
Reaksi pemurnian
tembaga sebagai berikut :
Katode (reduksi) : Cu2+
+ 2e- → Cu
Anode (oksidasi) : Cu
→ Cu2+ + 2e-
——————————————————
Reaksi Sel :
Cu → Cu
Pemurnian logam
magnesium sama dengan pemurnian logam alkali dan alkali tanah yang lain yaitu
menggunakan leburan senyawanya. Hal ini karena ion alkali tanah lebih sukar
direduksi dibandingkan dengan molekul air.

Comments
Post a Comment